#CheckPoint

God, will my blessing sunday be a nightmare?


Aku tiba pada kesimpulan penting lain tentang cara mendefinisikan kebahagiaan : BAHWA LAWAN KEBAHAGIAAN ADALAH KETIDAKBAHAGIAAN, BUKAN DEPRESI. Depresi, sebuah kondisi murung yang layak mendapatkan perhatian segera, menempati kategori sendiri yang berbeda dengan kebahagiaan dan ketidakbahagiaan. Menangani penyebabnya dan cara mengatasinya berada jauh di luar lingkup proyek kebahagiaanku. Namun, walaupun aku tidak mengalami depresi dan aku tidak akan mengotak-atik depresi dalam kerangka kerjaku, masih banyak hal yang perlu ditangani --hanya karena aku tidak mengalami depresi tidak berarti bahwa aku tidak dapat memetik manfaat dari usahaku yang mencoba untuk menjadi lebih bahagia.
(The Happiness Project, halaman 8).

God, may I feel dissapointed like the others?

Anggap saja aku sedang mengalami 'langit runtuh'. Terakhir pada pertengahan 2011, aku justru diselamatkan oleh orang yang membuatku mengalaminya. Kini, aku mengalaminya lagi, 'langit runtuh' yang sangat abstrak ini sekaligus meruntuhkan menara Eiffel yang kubuat dalam waktu 17 tahun. Sayangnya, tak ada niat baik dari orang yang meruntuhkannya. Tak apa, ini mungkin adalah fase hidup yang lain. Semoga aku naik kelas dengan cepat.

Dari banyak cerita yang aku temukan baik sengaja maupun tidak sengaja, ternyata 'langit runtuh' tidak akan seburuk itu. Rahasianya hanya ada dua dan sudah mutlak, BERDAMAILAH DENGAN PERASAAN, BERDAMAILAH DENGAN KEADAAN. Tidak usah buru-buru lupa, karena itu hanya akan membuat siapapun jadi lebih menderita.

Ada, temanku, benar-benar terseok saat 'langitnya runtuh', nyaris meninggalkan kuliahnya di semester dua dan enggan kembali kemari karena takut terkenang pada apapun berbau 'langit runtuh'. Eh, sekarang sudah menjadi wisudawan terbaik. Hidup memang ajaib, seajaib kau mempercayainya.

Ada lagi adik kelasku, dia tertimpa 'langit runtuh' dan nyaris kehabisan napas, setiap hari mengeluh di akun yang dianggapnya sahabat, dia benar-benar kehilangan, benar-benar tidak siap. Kemudian, dia mendapat beasiswa pertamina. Sering pergi ke luar kota untuk ilmu yang baru. Semoga dia segera mendapat 'langit' yang baru dari perjalanan inspirasinya.

Serupa dengan satu kawanku. Manis, idealis, jalannya lurus dan ada dua sayap besar melindunginya. Aku selalu suka tatapan matanya, visioner dan bercahaya. Saat beranjak kuliah, 'langitnya diruntuhkan' oleh seseorang yang dianggapnya inspirasi. Lapisan langit ke-17 yang ingin diperjuangkannya hanyalah angan. Kawan jauhku ini sangat frustasi, pandangannya kosong karena 'langitnya runtuh'. Di masa aku mengenalnya, akhirnya dia menjadi mahasiswa berprestasi. Kini dia punya banyak fans dan di-anak-emas-kan. Dia juga tak jarang menebar inspirasi di seminar-seminar. Rasanya aku sangat yakin, suatu hari pesanku akan dibalas dari belahan dunia yang lain. Dia bilang, dia hanya ingin menunjukkan kekuatannya bangkit pada 'langit runtuh', nyatanya Tuhan memberikan hal yang lebih luar biasa. Aku jadi ingat tiba-tiba, Tuhan mendengarkan doa orang-orang teraniyaya.

Masih banyak lagi kekuatan di balik 'langit runtuh'. Aku pasti memaafkan, tapi tidak melupakan. Dan di balik aku yang sukses pada akhirnya, ada 'langit runtuh' yang menyesal.

My Instagram