Actually, I love all the photos of IYF. But I don't know why, I think this photo is telling you something. |
Inagurasi tanggal 30 itu benar-benar sesuatu. Aku hanya membaca puisi yang kubuat tergesa tanpa konsentrasi dan lalu kelompokku dinobatkan sebagai salah satu terbaik. Aku menyukai proses ini, bagian apapun. 7 lilin bersejarah, aku benar-benar mengingatnya. Sekarang, secarik kertas puisi ini masih di sebelahku, minta diabadikan.
Kuceritakan kau sesuatu, kuceritakan kau sesuatu.Agama itu multitafsirTujuan agama adalah perdamaianJadi, tafsirkanlah agama menuju hal-hal yang mendamaikanDi luar itu, aku anak pertama dari dua bersaudaraAku tidur dengan bantal, lalu apa?Aku sedih, kalau ingat aku akan berurusan dengan farmakoterapi,Setelah diabetes melitus, ada penyakit infeksiLalu apa? Nyatanya aku senang,Aku dipanggil Citra Scholastika, padahal lebih mirip Ayu Ting-TingAku peduli perdamaian, makanya ikut IYFDi suatu saat, aku bertemu sosok,Mengaku mirip Amora, anak lain Rahul LemosDi suatu saat, aku tak sadar Julia Perez hanya berjarak 10 cm denganku, malah satu kamarMeini, mungkin nama lainnyaDi suatu saat, ternyata Harry Potter juga berkunjung ke sini,Wajahnya terlalu mirip pendeta tadiIni forum interfaith, iya, lalu apa? Apa tidak boleh bergurau dengan teman beragama lain?Aku Citra sekarang, penyiar radioAda konflik antara Iing, Rahmat, dan Unan, aku bisa apa?Apa Khoir memang lebih pantas tak dapat sertifikat?Ah, ayo bikin action planBoyband yang menyebarkan misi perdamaianTawa ini, tak sebanding dengan presentasi kimia medisinalku Selasa nantiUntung ada UnanDia berhasil membuat aku ingin merebonding rambutnyaAtau merendamnya dalam air susu, saking lucunyaIYF harus ada tahun depan, aku bendaharanya,Unan ketuanya, dan Jupe lebih baik menyumbangkan seluruh uangnya untuk iniTerima kasih IYF, kau tahu aku, yang aku usahakanDan dari segala akhir, lebih baik Khoir tidak dapat sertifikat
Setelah kubaca ulang, ini sungguh bukan puisi namanya. Aku tak tahu apa, sekali lagi cuma cerita. Aku tak pernah punya maksud apapun, aku hanya merefleksikan keadaan teman-temanku. Sungguh acara ini hebat sekali, berhasil membuat kami mempunyai kontak batin yang dalam, tak peduli agama yang melabeli.
Kupikir itulah seharusnya, Tuhan pasti senang jika umatnya berbagi kebahagiaan seperti ini. Kalau tak ada IYF selanjutnya, teman-temanku pasti tahu apa yang harus dilakukan, menebar benihnya ke teman lain, membawa pesan perdamaian.
Pertanyaanku tentangnya, apakah kami punya masa depan, Tuhan?